Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Materi Presentasi Pelayanan (Keselamatan Pasien KPRS) international patient safety goal

Mukadimah
Harapan dari Kepala:
- Tiap pendidik, dan peserta In house Training mempunyai buku catatan atau logbook untuk pencatatan materi hal-hal penting dan sekaligus penilaian baik untuk diri sendiri maupun oleh pendidik.
- Semoga semua unsur, seluruh bagian mendukung kegiatan pelatihan in house training ini sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang berkualitas.
yakni sebuah pelayanan yang bertujuan pada keselamatan pasien rumah sakit (KPRS)

Di negara-negara yang sudah maju kita mendapatkan data berupa hasil survey yang menunjukkan statistik tingkat kematian dari berbagai tempat yang dikunjungi atau dipakai manusia.
Di sana terlihat bahwasanya pesawat terbang adalah alat transportasi paling aman digunakan, angka menunjukkan 1 berbanding seratus juta. Sementara aktifitas naik motor adalah sangat tinggi. dan yang paling tinggi ialah aktifitas masuk ke rumah sakit, 1 banding 100. Jika dibandingkan dengan naik pesawat terbang ialah satu juta kali lebih dekat dengan resiko kematian dibanding dengan naik pesawat terbang.

Berkaitan dengan international patient safety goals ada enam standar IPSG:
1. Melakukan identifikasi pasien secara benar

2. Meningkatkan komunikasi efektif.


Tidak adanya inform consent berarti tidak tersampaikannya penjelasan yang baik, maka ekspektansi dari pasien terlalu tinggi memicu komplain bahkan sampai kepada urusan mediko legal, tuntutan kepada pihak pelayanan kesehatan dari pihak pasien yang merasa dirugikan.
Hal tersebut biasanya diexpose oleh wartawan yang biasanya sedang magang dan memang sedang menanti-nanti berita untuk mereka jadikan obyek di rumah sakit. Kita pun harus berhati-hati dengan hal ini, karena mereka para wartawan itu melihat dari keuntungan pribadi saja,tanpa mempedulikan sudah seberapa besar kontribusi rumah sakit tersebut kepada masyarakat, tidak memperhatikan masa ke depan dari institusi pelayanan kesehatan yang di ekspose bagaimana nasibnya.

Dan resiko ini bisa ditekan dengan komunikasi yang efektif, sehingga dua belah pihak mencapai kesamaan pengertian, karena sebenarnya hubungan kita dengan pasien adalah kontrak kepercayaan

3. Keamanan penggunaan obat.

4. Memastikan operasi dengan lokasi dengan benar.

5. Mengurangi resiko infeksi akibat pelayanan di Rumah Sakit dengan Program Pengendali Infeksi Nosokomial.

Kita mempunyai moto cepat di dalamnya ada tujuan untuk mengurangi resiko infeksi. Ketika sudal selesai operasi, secepatnya setelah kondisi pasien memungkinkan mereka dipulangkan bertujuan ialah leak of stay pendek alias waktu berobat mereka pendek, sementara kita sama-sama tahu bahwa berdiam di rumah sakit resiko infeksi oleh kuman-kuman ialah sangat tinggi. Bukan hanya itu, bahaya kuman yang lebih ganas lagi pun ada, yakni kuman-kuman yang sudah mengalami mutasi saling tukar-menukar informasi genetik sehingga kebal terhadap antibiotik. 

6. Mengurangi resiko pasien jatuh.
Ini adalah kesalahan petugas karena mereka adalah objek yang tidak bisa mandiri, sehingga tidak boleh keselamatan pasien itu prosedurnya sampai terlewat sehingga mengundang kecelakaan pasien jatuh.

Prinsip Tujuh Benar dalam penggunaan obat:
Tujuh langkah dalam penggunaan obat:
contoh: seorang ibu yang melahirkan anak laki-laki, ibunya mati. ternyata infus yang diberikan ialah bukan nacl, tetapi epidural langsung masuk ke dalam intraena. ternyata disimpan dalam laci yang sama. dituntutlah rumah sakit tersebut.

Peresepan:
- Di sini yang berhak menulis resep adalah dokter yang memiliki surat ijin praktik.
- Resep tidak lengkap tidak akan dilayani oleh farmasi.
- Penulis resep harus elakukan penyelelarasan obat medication reconsiliation sebelum menulis resep. membandingkan antara daftar obat yang sedang digunakan pasien dan obat yang akan diresepkan agar tidak terjadi duplikasi atau terhenti terapi (omissi)
- Penulisan resep harus memeprhatikan kemungkinan adanya kontraindikasi interaksi obat dan reaksi alergi.
Penggunaan obat high alert:
harus disimpan ditaruh di tempat terpisah.
mulai sekarang obat-obatan yang high alert dipisah dikumpulkan bersama dan diberi tanda high alert.

Apoteker dan AA harus memverifikasi resep obat high alert sesuai panduan penanganan high alert
jika apoteker tidak ada di tempat maka penanganan obat high alert diserahkan didelegasikan pada Asisten Apoteker

Narkotik hanya dipergunakan untuk 3 macam:
- Persiapan diagnostik
- Sedasi
- Analgetik

Dan resep harus dilengkapi dengan SIP dokter. Obat LASA dimana LASA merupakan singkatan dari Look Alike Sound Alike

Di pisahkan tempatnya dan diberi label LASA
IGD juga harus mempunyai lemari khusus untuk persediaan obat emergency.
Di ruang rawat inap juga harus ada.
Contoh menangani syok epiletik : harus ada epineprin
contoh ada pasien komplain anaknya kejang perawat bingung mencari obat, tetapi tidak ada stok obat emergency, lalu meresepi, kelurarga pasien tidak puas.